Jumat, 17 Februari 2017

Pekon Belu adalah pekon yang relatif tua dan penuh dengan sejarah bahkan unsur mistis pun ada di pekon ini. Adanya legenda Tumenggung Belu yang dikenal di beberapa daerah di Indonesia bahkan di luar negeri sekalipun menunjukkan bahwa pekon ini adalah pekon yang penuh dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup baik. 

Pada tahun 1516 Jalal dengan gelar Pangeran Margasana turun dari Kembahang Liwa Belalau ke Ulu Belu, kemudian beliau menciptakan sebuah gunung dan danau yang sekarang di kenal dengan sebutan Hulu Way Belu. Pada tahun 1700 Pangeran Margasana medirikan sebuah istana di Tung Beliung (Muara Way Belu). Berita pendirian istana tersebut diketahui oleh Belanda dari Batavia. Kemudian pihak Belanda meminta Pangeran Margasana untuk menyerahkan istana tersebut kepada Belanda dengan mengutus utusannya. Kemudian utusan tersebut dibunuh yang menyebabkan kemarahan Belanda kepadanya. Pada tahun 1740 dia diasingkan ke daerah Timor Indonesia yang kemudian dia mendirikan sebuah tempat bernama Belu yang sekarang menjadi Kabupaten Belu. 

Raden Jalal memiliki tiga keturunan yang salah satunya ke daerah Belu yang sekarang dikenal dengan pekon Belu. Pekon belu yang semula berasal dari sebuah perkampungan kecil dipimpin pertama kali oleh seorang kepala suku bernama Mat Rais (1976-1981) yang kemudian digantikan oleh kepala Barlian (1981-1986) dan dilanjutkan oleh Razius Helmi Efendi (1986-1989).

Pekon Belu dibawah kepimpinan Razius Helmi Efendi berkembang dengan pesat, namun peristiwa “Banjir Lampung Selatan” yang terjadi pada tahun 1986 mengubah segalanya. Peristiwa tersebut menyebabkan korban jiwa, harta dan benda. Pada tahun 1989 Barlian kembali memimpin Pekon Belu dan melanjutkan pembangunan pemimpin sebelumnya hingga tahun 1990.

Pada tahun 1991 terjadi pemilihan kepala Pekon dan Buyung Suhardi terpilih sebagai pemimpin pekon ini. Dibawah kepemimpinan Buyung pekon Belu bertranspormasi manjedi pekon yang cukup maju. Keberadaan tiga dusun yaitu: Belu Tuha, Belu Periangan, dan Banjar Agung makin diperkuat lagi yang ditunjukkan oleh pembangunan di segala sisi pekon.

Buyung Suhardi memimpin pekon Belu selama dua periode mengakhiri jabatannya pada tahun 2013. Sejak tahun 2013 pekon Belu dipimpin oleh kepala pekon terpilih bernama Sofian Arbi hingga sekarang.

0 komentar: